Sunday, December 11, 2011

Wahana Usaha Ranger Group Corporation



Ini meliputi industri dirgantara (1);
industri maritim dan perkapalan (2);
industri transportasi darat: kereta api dan otomotif (3).

Setiap industri wahana transformasi mencakup berbagai sub-industri. Industri pembuatan baling-baling pesawat terbang, kerangka roda pesawat terbang dan avionik merupakan bagian dari wahana industri dirgantara. Di samping meliputi industri pembuat mobil berbagai jenis serta industri pembuat gerbong kereta api, wahana industri transportasi darat juga mencakup industri ban mobil, accu, peredam kejut, pegas daun, chassis, mesin bensin dan solar, sistem kemudi, transmisi, gandar, serta industri poros penggerak.

Industri berikutnya yang memenuhi persyaratan adalah industri elektronika dan telekomunikasi (4).

Keempat jenis industri inilah yang merupakan wahana paling tepat untuk pengalihan serta pengembangan semua teknologi yang diperlukan dalam jangka waktu duapuluh tahun melalui ketiga tahap sebagaimana telah dilukiskan di muka, bahkan melalui tahap keempat.

Dengan dikembangkannya industri-industri ini maka kesempatan kerja pun akan meluas. Pendapatan masyarakat akan ditumbuhkan. Pasar dalam negeri akan meluas dan membesar. Potensi manusiawi bangsa Indonesia akan dikembangkan. Dengan meningkatnya pendapatan masyarakat, permintaan akan energi juga akan bertambah.

Dengan demikian, maka sektor industri energi dapat diidentifikasi sebagai wahana kelima (5).

Ini meliputi pembuatan turbin, generator, alat pertukaran panas, serta alat-alat angkut dan transmisi energi.

Dalam pada itu, seiring dengan makin tumbuhnya kebutuhan terhadap alat dan mesin untuk memproses sumberdaya energi dan mineral serta hasil-hasil produksi pertanian Indonesia seperti gula, minyak kelapa sawit, bahan petrokimia, semen kertas dan bahan lainnya, maka industri rekayasa (engineering industry) merupakan industri beri- kutnya yang memenuhi kedua persyaratan sebagai wahana (6).

Wahana ketujuh (7), adalah industri alat-alat dan mesin-mesin pertanian. Dengan semakin langkanya lahan pertanian di pulau Jawa, semakin perlu dilakukan ekstensifikasi pertanian di daerah-daerah di luar Jawa yang memiliki lahan-lahan pertanian yang kurang subur dibandingkan dengan lahan pertanian di pulau Jawa.

Keadaan ini ditambah dengan kepadatan penduduknya yang lebih rendah memerlukan tingkat mekanisasi pertanian yang lebih tinggi. Ini meliputi peralatan dan mesin pertanian baik untuk pra maupun pasca-panen.

Terakhir, mengingat letak Indonesia yang strategis serta kekayaan alamnya yang berlimpah, dengan makin ba-nyaknya dilakukan investasi dalam industri-industri yang telah disebutkan tadi, serta dengan semakin tumbuhnya pendapatan masyarakat, semakin meningkat pula kebu-tuhan untuk mempertahankannya terhadap gangguan dan ancaman terhadap ketertiban dan keamanannya. Untuk itu perlu ditumbuhkan kemampuan nasional di bidang industri pertahanan dan keamanan (8).

Sementara itu, industri-industri pesawat terbang, perkapalan dan alat transportasi darat merupakan industri-industri pembuatan landasan bagi senjata dan sistem senjata. Kapal, pesawat terbang, mobil serta kereta api sama-sama merupakan suatu landasan atau tempat dapat dipasangnya senjata dan sistem senjata. Karena itu, perkembangan ketiga industri tersebut di atas akan pula membuat pengembangan industri pertahanan lebih layak ekonomi.


Dengan makin berkembangnya kedelapan industri tersebut di atas sebagai wahana bagi transformasi teknologi dan industri Indonesia, dan seiring dengan kian meningkatnya pendapatan dan daya beli industri itu beserta karyawannya, sektor-sektor kegiatan ekonomi lainnya pun akan tumbuh melalui tarikan dan dorongan melewati berbagai kaitan ke depan dan ke belakang. Ini tidak saja meliputi pembangunan jalan, perumahan, jembatan, serta industri jasa-jasa.

Tetapi industri-industri yang tadinya bukan merupakan wahana yang tepat karena terbatasnya permintaan terhadap hasil produksinya, seperti industri pembuatan baling-baling pesawat terbang, kerangka roda untuk pesawat terbang dan gerbong kereta api, sistem hidrolik dan sebagainya, akan pula berkembang karena meluasnya pasar untuk hasil produksinya.

Semua industri ini secara bersama-sama dapat dinamakan wahana kesembilan (9) yang tidak terlihat, atau dapat pula disebut wahana yang timbul karena dampak wahana-wahana sebelumnya.

Friday, November 11, 2011

‎10 TEKNOLOGI MASA DEPAN

‎10 TEKNOLOGI MASA DEPAN YANG AKAN DI KEMBANGKAN
OLEH RANGER GROUP CORPORATION

"Any sufficiently advanced technology is indistinguishable from magic"
~Arthur C. Clarke~

Manusia akan segera memasuki masa depan.

Teknologi bergerak sedemikian cepatnya sehingga dalam waktu tidak lama lagi seluruh dunia akan berubah besar-besaran. Teknologi-teknologi baru yang sedang dikembangkan benar-benar revolusioner, hal-hal yang nyaris tidak pernah terbayangkan sebelumnya oleh para ilmuwan dan hanya ada dalam khayalan-khayalan manusia.

Di suatu hari nanti, manusia mungkin bisa hidup ratusan tahun tanpa mengenal penyakit, memiliki kecerdasan yang genius, dan pergi bertamasya ke luar angkasa.

Ini adalah beberapa teknologi revolusioner yang diperkirakan akan merubah seluruh dunia :

1. Mesin-mesin Cerdas Seukuran Atom, Nanoteknologi
2. Zaman Manusia-manusia Super, Rekayasa Genetika
3. Energi terdahsyat di Alam Semesta, Fusi Nuklir
4. Regenerasi Wolverine, Stem Cell
5. Komputer Kuantum
6. Baju Menghilang Harry Potter, Metamaterial
7. Space Elevator, Tangga Menuju Bintang-bintang
8. Scramjet
9. Hidup Ratusan Tahun, Resveratrol.
10. Penyatuan Manusia dan Mesin, Singularitas.

Tuesday, October 11, 2011

Semangat Wirausaha



Oleh:

Para Dosen Institute Technopreneur Indonesia

Tulisan ini kami goreskan tatkala mengisi waktu luang, sembari belajar untuk persiapan ujian. Sebenarnya ide ini muncul ketika kami melihat buku berjudul “The Apple Way & 10 Jalan Gates”.

Kami tak kuasa membeli buku tersebut, namun kami membaca siapa para tokoh yang diceritakan oleh buku-buku tersebut dan hasilnya adalah:

“Perpaduan Inventor Terbaik dan Terindah di Dunia”

Bayangkan apabila para pelajar di Indonesia mempunyai semangat seperti mereka.

Pikirkan apabila 18% Mahasiswa Indonesia memiliki Talenta dan Obsesi seperti mereka.

Apa yang akan kita lakukan selaku Pendidik bila menghadapai para siswa berkarakter seperti mereka.

Dan apa yang akan kita rasakan apabila pelajar kita di masa depan mampu lebih baik dari mereka (Steve Jobs & Bill Gates).

Sunday, September 11, 2011

Perusahaan Energi

Penguasaan Sumber Energi

Di pelopori oleh:

Elektron Corporation

dan

E=mc² Corporation

Bidang Garapan: 

1. Listrik

2. Migas 

3. Barang Tambang 

4. Energi Terbarukan.


Vision, Mission and Value

To become a world-class and nation-pride company, in the area of Energy, Minning, oil and gas services with total solutions to create optimum added values for the stakeholders.


The energy industry comprises: 

1. the petroleum industry, including oil companies, petroleum refiners, fuel transport and end-user sales at gas stations 

2. the gas industry, including natural gas extraction, and coal gas manufacture, as well as distribution and sales 

3. the electrical power industry, including electricity generation, electric power distribution and sales 

4. the coal industry 

5. the nuclear power industry 

6. the renewable energy industry, comprising alternative energy and sustainable energy companies, including those involved in hydroelectric power, wind power, and solar power generation, and the manufacture, distribution and sale of alternative fuels 

7. traditional energy industry based on the collection and distribution of firewood, the use of which, for cooking and heating, is particularly common in poorer countries 


Energy economics is a broad scientific subject area which includes topics related to supply and use of energy in societies. Due to diversity of issues and methods applied and shared with a number of academic disciplines, energy economics does not present itself as a self-contained academic discipline, but it is an applied subdiscipline of economics. From the list of main topics of economics, some relate strongly to energy economics: 

1. Econometrics 

2. Environmental economics 

3. Finance

4. Industrial organization 

5. Microeconomics 

6. Macroeconomics

7. Resource economics

Friday, August 19, 2011

Industri Pesawat Terbang



‎"Nak, jangan pernah sudi menjadi bangsa budak ... bangsa budak itu, bangsa yg membeli pesawat terbang dari bangsa lain, meskipun mampu membuatnya sendiri "
~Romi Satria Wahono, M.Eng., D.Eng. Founder Ilmu Komputer~

Monday, July 11, 2011

Wirausaha Pertanian

Dengan demikian, pertanian berkelanjutan merupakan suatu pilihan lain atau “tandingan” bagi pertanian modern. Akan tetapi, sebagai tandingan bagi pertanian modern, selain kata berkelanjutan, ada juga yang menggunakan istilah:

1. pertanian alternatif,
2. regeneratif,
3. input eksternal rendah,
4. bekelanjutan input rendah,
5. bekelanjutan input seimbang,
6. conservasi-sumber daya,
7. biologis,
8. alamiah,
9. pertanian ekologis (ramah lingkungan),
10. agro-ekologis,
11. pertanian organis,
12. biodinamis, dan lain sebagainya.

Saturday, June 11, 2011

Memulai Usaha Kecil

Memulai Usaha Kecil Baru

Ada 2 cara mewujudkan suatu usaha bisnis baru :

1. Memulai usaha dari awal

Beberapa pengusaha merasa lebih puas dengan memiliki usaha dan menentukan semuanya sendiri. Mulai dari produk, gaya manajemen, penentuan pemasok dan lain2. Tetapi, resiko kegagalan pun lebih besar dibanding dengan membeli ...waralaba karena nama perusahaan yang belum dikenal.

2. Membeli usaha yang sudah ada

Yang dimaksudkan dengan membeli di sini adalah membeli lisensi atau waralaba. Bisnis itu sendiri biasanya sudah dikenal orang, kita tinggal melanjutkannya dengan persyaratan yang ditentukan pemilik waralaba. Kekurangan dari membeli usaha ini adalah, pengusaha tidak bebas menentukan produk dan manajemen yang diinginkan. Namun keuntungannya adalah, kemungkinan gagal lebih kecil karena nama mapan yang sudah dimiliki oleh bisnis itu sendiri.

Wednesday, May 11, 2011

Masa Depan

Model: Fahmi Ramadhan


SAHABATKU...
MASA DEPAN BUKAN DIRENGKUH DENGAN KATA "SEANDAINYA".
NAMUN, PELAJAR SEJATI AKAN MENGATAKAN "KAPAN DAN BAGAIMANA?"

Kapan saya harus merengkuhnya? Dan bagaimana caranya?
...
PIKIRKAN, TULISKAN, TARGETKAN DENGAN JUJUR HANYA MENGHARAP RIDHO ALLAH...
INSYA ALLAH, DIA YANG AKAN MENGGENAPKAN!!! ALLAH...

Apa pun yang telah kita ukir sahabat bersama-sama, ekspektasi-ekspektasi yang LUAR BIASA, insya Allah tidak ada yang pernah sia-sia.

BEGITU INDAHNYA RENCANA KITA, NAMUN YAKINLAH...
BAHWA RENCANA ALLAH, PASTI JAUH LEBIH INDAH.........
ALLAHUAKBAR....

GANBATTE!
AISHITERU MY BROTH!
~RIZKIANA P.~

Monday, April 11, 2011

Inkubator Bisnis

‎"Keberlimpahan IPTEKS yang berkembang di pusat-pusat studi (universitas) belum diimbangi dengan implementasi dan pengembangan serta penerapan ekonomis terhadap kehidupan masyarakat oleh karena itu baiknya di lingkungan University perlu adanya cluster-cluster inkubasi IPTEKS guna membidani para usahawan-usahawan berbasis IPTEKS Garda depan"

~Arip Nurahman~


Inkubator Bisnis Rangers bermaksud:

 * Melahirkan pebisnis tangguh berbasis sains dan teknologi

 * Mendorong hasil-hasil riset menjadi produk-produk bermanfaat

 * Membantu pencarian sumber pendanaan usaha

Inkubator bisnis adalah perusahaan / lembaga yang memberikan suatu program yang didesain untuk membina dan mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan yang diikuti oleh dukungan kemitraan / pembinaan elemen bisnis lainnya dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi perusahaan yang profitable, memiliki pengelolaan organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi perusahaan yang sustainable, hingga akhirnya memiliki dampak positif bagi masyarakat. 

Program inkubasi yang diberikan pada umumnya adalah bagi start-up company atau suatu perusahaan yang masih berada di tahap awal (early stage), dimana di Indonesia umumnya adalah usaha baru ataupun telah berjalan kurang dari 2 tahun. Suatu studi penelitian di Amerika, dimana konsep ini lahir, menunjukan bahwa 87% dari usaha start-up yang melalui program inkubasi / pembinaan dapat bertahan dan menjalankan bisnis mereka dengan baik. 

 Pada umumnya jasa / bantuan yang diberikan oleh inkubator bisnis adalah: 

▪ Akses dan bantuan permodalan 

▪ Membuka jaringan yang terkait dan dapat membantu perkembangan usaha tersebut 

▪ Pengembangan strategi pemasaran (marketing) 

▪ Membantu dalam manajemen akuntansi / keuangan 

▪ Mentoring dan pelatihan bisnis

▪ Manajemen pengelolaan perusahaan dan budaya perusahaan 

▪ Memberi pengenalan dan penekanan atas etika bisnis 

▪ Memberikan informasi mengenai industri bisnis terkait secara umum 

▪ Membantu hal-hal terkait dengan regulasi 

Pada dasarnya yang dilakukan oleh inubator bisnis adalah suatu bagian dari progran kemitraan untuk mengembangkan bisnis bersama-sama, dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi suatu bisnis yang nyata dan berkembang sesuai dengan visi dari perusahaan tersebut.

Friday, March 11, 2011

TECHNOPRENEURSHIP: Usaha Pengembangan Software

Software Business is the commercial activity of the software industry, aimed at producing, buying and selling software products or software services. The business of software differs from other businesses, in that its main good is intangible and fixed costs of production are high while variable costs of production are close to zero.

References

  1. ^ a b c Karl M. Popp and Ralf Meyer (2010). Profit from Software Ecosystems: Business Models, Ecosystems and Partnerships in the Software Industry. Norderstedt, Germany: BOD. ISBN 3-8391-6983-6.
  2. ^ D.G. Messerschmitt and C. Szyperski, Software Ecosystem: Understanding an Indispensable Technology and Industry, MIT Press, 2003
  3. ^ Cusumano M. (2003) Finding Your balance in the Products and Service Debate, Communications of the ACM. Vol. 46:3
  4. ^ Nambisan S. (2001) Why Service Business are not Product Businesses, MIT Sloan Management Review. Vol. 42:4
  5. ^ Cusumano, Michael A., The business of software, Chapter 2., New York : Free Press, 2004
  6. ^ Bitran G. & Logo, M. 1993, A Framework for Analyzing Service Operations. European Management Journal 11 (3):271-282

Thursday, February 17, 2011

Sebuah Perjalanan Menjadi Seorang: TECHNOPRENEUR




Wirausaha IPTEK menggunakan sumber daya manusia lulusan perguruan tinggi yang kompeten dan memiliki jiwa kewirausahaan. memang menjanjikan, Akan tetapi tidak setiap lulusan perguruan tinggi memiliki jiwa kewirausahaan seperti yang diinginkan oleh lapangan kerja tersebut. Kenyataan menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil lulusan perguruan tinggi yang memiliki jiwa kewirausahaan. 

Di sisi lain, krisis ekonomi menyebabkan jumlah lapangan kerja tidak tumbuh, dan bahkan berkurang karena bangkrut. Dalam kondisi seperti ini, maka lulusan perguruan tinggi dituntut untuk tidak hanya mampu berperan sebagai pencari kerja tetapi juga harus mampu berperan sebagai pencipta kerja. Keduanya memerlukan jiwa kewirausahaan.

Oleh karena itu, agar supaya perguruan tinggi mampu memenuhi tuntutan tersebut, berbagai inovasi diperlukan diantaranya adalah inovasi pembelajaran dalam membangun generasi technopreneurship di era informasi sekarang ini. 

Ada suatu pendapat bahwa, saat ini sebagian besar lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih lemah jiwa kewirausahaannya. Sedangkan sebagian kecil yang telah memiliki jiwa kewirausahaan, umumnya karena berasal dari keluarga pengusaha atau dagang. 

Dalam kenyataan menunjukkan bahwa kewirausahaan adalah merupakan jiwa yang bisa dipelajari dan diajarkan. Seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan umumnya memiliki potensi menjadi pengusaha tetapi bukan jaminan menjadi pengusaha, dan pengusaha umumnya memiliki jiwa kewirausahaan.

Proses pembelajaran yang merupakan inkubator bisnis berbasis teknologi ini dirancang sebagai usaha untuk mensinergikan teori (20%) dan Praktek (80%) dari berbagai kompetensi bidang ilmu yang diperoleh dalam bidang teknologi & industri. Inkubator bisnis ini dijadikan sebagai pusat kegiatan pembelajaran dengan atmosfir bisnis yang kondusif serta didukung oleh fasilitas laboratorium yang memadai.

Tujuan implementasi inovasi dari kegiatan inkubator bisnis berbasis teknologi ini adalah menumbuh kembangkan jiwa kewirausahaan bagi mahasiswa sebagai peserta didik. Sedangkan manfaat yang diperoleh bagi institusi adalah tercapainya misi institusi dalam membangun generasi technopreneurship dan meningkatnya relevansi antara dunia pendidikan dengan dunia industri. Sedangkan manfaat bagi mitra kerja adalah terjalinnya kerja sama bisnis dan edukasi.

Kerjasama ini dikembangkan dalam bentuk bisnis riil produk sejenis yang memiliki potensi ekonomi pasar yang cukup tinggi.Proses globalisasi yang sedang terjadi saat ini, menuntut perubahan perekonomian Indonesia dari resourced based ke knowledge based. 

Resource based yang mengandalkan kekayaan dan keragaman sumber daya alam umumnya menghasilkan komoditi dasar dengan nilai tambah yang kecil. Salah satu kunci penciptaan knowledge based economy adalah adanya technology entrepreneurs atau disingkat techno-preneur yang merintis bisnis baru dengan mengandalkan pada inovasi. Hightech business merupakan contoh klasik bisnis yang dirintis oleh technopreneurs.

Bisnis teknologi dunia saat ini didominasi oleh sektor teknologi informasi, bioteknologi dan material baru serta berbagai pengembangan usaha yang berbasiskan inovasi teknologi. Bisnis teknologi dikembangkan dengan adanya sinergi antara teknopreneur sebagai pengagas bisnis, Perguruan Tinggi dan lembaga penelitian sebagai pusat inovasi teknologi baru, serta perusahaan modal ventura yang memiliki kompetensi dalam pendanaan.Jumlah usaha kecil menengah berbasis teknologi (UKMT) di Indonesia berkembang dengan pesat.

Kecenderungan peningkatan ini lebih didorong oleh terbatasnya peluang kerja di industri-industri besar karena pengaruh krisis ekonomi dan mulai munculnya technopreneurship di kalangan lulusan pendidikan tinggi teknik.

Dalam menghadapi era globalisasi, persaingan akan semakin ketat, sehingga sangat dibutuhkan kebijakan-kebijakan dan aktivitas-aktivitas secara langsung yang dapat meningkatkan daya saing UKMT di kemudian hari. Kesulitan dan hambatan pada UKMT di Indonesia dalam mengembangkan usahanya adalah lemahnya jalur pemasaran, dukungan teknologi dan terbatasnya permodalan.

Terlebih lagi, bagi pengusaha pemula, masalah ini akan terlihat lebih besar dan menjadi kendala cukup besar dalam mengembangkan usahanya.Sampai saat ini belum banyak institusi pemerintah maupun swasta yang dapat memberikan dukungan secara langsung untuk pengembangan UKMT khususnya bagi pengusaha pemula. Sehingga sangat dibutuhkan suatu wadah yang dapat memberikan dukungan langsung berupa fasilitas-fasilitas yang dapat membantu UKMT khususnya membantu pengusaha pemula dalam melaksanakan dan mengembangkan usahanya.

Dalam rangka turut serta membantu dan mendukung secara langsung kegiatan UKMT khususnya kegiatan pengusaha pemula, maka dipandang sangat perlu untuk dapat membangun suatu wadah yang memiliki fasilitas yang dapat mendukung secara langsung kegiatan operasional, promosi, pemasaran, konsultasi teknologi produksi, investasi dan permodalan. Dengan adanya fasilitas-fasilitas tersebut, diharapkan UKMT khususnya pengusaha pemula di Indonesia dapat mengembangkan usahanya lebih cepat dan terarah.

Menatap masa depan berarti mempersiapkan generasi muda yang memiliki kecintaan terhadap pembelajaran dan merupakan terapi kesehatan jiwa bagi anak bangsa, semoga munculnya generasi technopreneurship dapat memberikan solusi atas permasalahan jumlah pengangguran intelektual yang ada saat ini. Selain itu juga bisa menjadi arena untuk meningkatkan kualitas SDM dalam penguasaan IPTEK, sehingga kita bisa mempersiapkan tenaga handal ditengah kompetisi global. mulailah dari diri sendiri untuk berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan berkualitas, karena ini akan menyangkut masa depan anak-anak kita dan juga Bangsa Indonesia.

Sumber:

Tata Sutabri S.Kom, M. M.
 
Deputy Chairman of STMIK INTI INDONESIA,
Pemerhati Dunia Pendidikan TI.

Alamat: Jl. Arjuna Utara No.35 – Duri Kepa Kebon Jeruk,
Jakarta Barat 11510 Telp. 5654969,
e-mail : tata.sutabri@inti.ac.id

Thursday, January 6, 2011

TECHNOPRENEURSHIP: Dari Ide Menjadi Kenyataan


By Manuel Cereijo


High-tech and entrepreneurial skills are driving our economy back to prosperity. Technopreneursip-merging technology prowess and entrepreneurial skills- is the real source of power in toda's knowledge-based economy. 

A technopreneur distinguishes logic from tradition, tradition from prejudice, prejudice from common sense and common sense from nonsense while integrating a variety of ideas from diverse groups and disciplines.

Technopreneurship is not a product but a process of synthesis in engineering the future of a person, an organization, a nation and the world. Strategic directions or decision-making processes are becoming more demanding and complex. 

This requires universities, and in site professional development programs and training to produce strategic thinkers who will have skills to succeed in a rapidly changing global environment. 

Traditional university programs, however, lack the teaching methods to turn today's students into creative, innovative, visionary global leaders who understand the importance of technopreneurship. 

Recent technological advances and global competitiveness have changed and broadened the nature of liberal arts to embrace humans and machines. 

The answer is not creating new liberal arts or soft-skills courses, but integrating them into the general technical curriculum. These changes take time. Also, what about present and past universities' graduates? The solution is to increase in site training and development at all levels of a corporation.

These programs should focus on what workers and professionals should be able to do. These include functioning on multidisciplinary teams, communicating effectively, acquiring updated knowledge of technological developments, and understanding the basic technical concepts and there new applications and improvements.

Creativity is breaking the conventional mental blocks and playing with imagination and possibilities, leading to new and meaningful connections and outcomes while interacting with ideas, people and the environment. Technopreneurship is the only source of long-run sustainable competitive advantage. 

In an era of man-made brainpower industries, individual, corporate, and national economic success will all require both new and more extensive skills sets than have been required in the past . By themselves skills don't guarantee success. 

They have to be put together in successful organizations. But without skills and technopreurship there are no successful organizations.

Source: Manuel Cereijo. July, 2002
Este y otros excelentes artículos del mismo AUTOR aparecen en la REVISTA GUARACABUYA
con dirección electrónica de:
http://www.amigospais-guaracabuya.org