Di Era globalisasi sekarang ini persaingan IT software sangatlah ketat dan bersaing artinya banyak sekali software software asing atau mancanegara yang hadir untuk mencari pasar di negri yg kita cintai ini. Kita harus akui bahwa keberadaan software software mereka memang selangkah lebih maju dari software software lokal yang ada, tapi kebanyakan software software asing tersebut sangat susah sekali jika menerima customize atau yang sejenisnya.
Kalaupun menerima pasti kita akan dikenakan charge per mandays yang notabene sangatlah tinggi pricenya. Belum lagi lamanya waktu customize dikarenakan customize tersebut harus dikerjakan di kantor pusat dimana software itu berada. Berbeda dengan software aplikasi lokal dengan design daslin khas Indonesia . Software dan program buatan lokal ini sangatlah fleksibel.
Categories
- Business
- Communication
- Development
- Ebooks
- Entertainment
- Games
- GPS & Travel
- Home & Education
- Internet
- Mobile Dictionary
- Mobile Security
- MP3 & Audio
- Photo & Graphics
- Productivity
- SMS & Chat
- Utilities
- Video
Platform
Produk IT Lokal
Bisnis IT (information technology) di Indonesia sering dianggap jalan di tempat, bahkan diramalkan akan mati dilindas para pemain manca-negara yang berkespansi ke negeri ini. Namun jika diamati, anggapan tersebut sebenarnya hanya “isapan jempol”.
Memang, perusahaan yang berkarier dan berbisnis di bidang IT banyak yang bubar maupun jalan di tempat. Tetapi sejatinya banyak juga perusahaan yang tetap bertahan bahkan berkembang dibidang ini. Pro kontra seperti ini tentu wajar dan maklum dalam berbisnis. Ini tergantung pelaku pasar itu sendiri, sejauh mana mereka bisa melobi dan mengembangkan usahanya itu.
Seperti dimaklumi bahwa bisnis IT memiliki karakteristik yang sama dengan bidang usaha lainnya. Standar perencanaan, strategi dan manajemen bisnis di bidang IT menggunakan kaidah yang digunakan oleh prinsip bisnis secara umum.
Perbedaan karakteristik lebih disebabkan masih mudanya usia disiplin IT itu sendiri dibandingkan dengan disiplin lainnya.
Misalnya, perdagangan eceran sudah berkembang selama ribuan tahun. Jika pun ingin membandingkan dengan bisnis teknologi dan rekayasa, industri rekayasa seperti logam sudah berkembang sejak berabad lampau. Sedangkan IT mulai berkembang bisnisnya di era tahun 50-an. Berarti usia pengembangannya belum mencapai seabad.
Percepatan metodologi dan konsep yang diterapkan dalam bisnis ini pun membuat kompetisi sedemikian cepat dan mampu menggerus para pelaku yang lamban dalam mengembangkan temuan dan kreasi baru yang bermanfaat secara luas di masyarakat.
Kesadaran mengenai hal tersebut kebanyakan kurang dipahami maupun diantisipasi oleh para pelaku bisnis IT. Kondisi seperti ini tidak hanya terjadi di lingkungan usaha negeri ini saja, tapi di negara-negara pelopor bisnis IT pun mengalami hal yang relatif sama.
Hanya saja di negara-negara tersebut bermunculan raksasa-raksasa bisnis IT yang secara langsung maupun tidak langsung mengangkat posisi negaranya, baik secara ekonomi, sosial maupun politik, sehingga terlihat bahwa peran pemerintah memiliki posisi strategis dalam mengembangkan bisnis IT lokal negerinya.